Saya mengangkat cerita ini karena saya TIDAK SUKA DENGAN ALAY, walaupun alay juga tetap manusia. Fenomena Alay yang lagi menyebar akhir-akhir ini memang bukan hal yang dianggap biasa lagi, Alay atau kependekkan dari Anak Layangan ini sudah dianggap mengganggu dan merusak bahasa Indonesia. Mereka menulis dengan menggunakan huruf besar kecil digabung dengan simbol-simbol dan angka,mereka juga menambahkan huruf "c" sebelum kata dengan huruf akhiran "h". contohnya :
Ciri lainnya adalah pose foto yang selalu diambil dari top angle. Setelah direnungi, jaman SMP dulu, waktu handphone berfitur kamera VGA baru mampu dibeli anak-anak borju, waktu tangan kita masih pendek-pendek, siapa yang tidak menarik handphone-nya ke atas biar muka bisa masuk frame semua?
kAmU 9y Ap4 n!cH?
Ciri-ciri Alay yang tak pernah resmi disepakati bersama tapi disetujui beberapa orang salah satunya adalah menulis dengan tata bahasa dan struktur yang tidak pada tempatnya (m15aLnY4 b9iNi 1ni3cH). Tapi setelah direnungi, jaman Nokia masih monophonic dengan layar pixelate dulu, siapa yang tidak menulis SMS d9n c4Ra sPt 1ni3cH?. Otomatis kalau didalam benak saya ini orang waras atau tidak ya? biar dibilang keren atau biar dibilang gaul. Menurut saya itu semua cuma tulisan sampah yang dirangkai menjadi satu, dan menurut saya tulisan seperti itu sulit untuk dibaca.Ciri lainnya adalah pose foto yang selalu diambil dari top angle. Setelah direnungi, jaman SMP dulu, waktu handphone berfitur kamera VGA baru mampu dibeli anak-anak borju, waktu tangan kita masih pendek-pendek, siapa yang tidak menarik handphone-nya ke atas biar muka bisa masuk frame semua?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar